|
|
|
|
KabarIndonesia - Berikut beberapa alasan mengapa International Press Card HOKI bukan sekedar Press Card biasa: - Jumlah penulis Harian Online Kabar Indonesia (HOKI) terus bertambah, hingga sudah mencapai lebih dari 15.000 orang banyaknya; - HOKI telah mendapat penghargaan MURI sebagai media yang selengkapnya....
|
|
|
LINGKUNGAN HIDUP
Presiden Jokowi Isyaratkan Menutup Perusahaan Perusak Lingkungan Danau Toba
Oleh : Danny Melani Butarbutar | 04-Aug-2019, 07:58:08 WIB
|
KabarIndonesia - Samosir, Mencermati pernyataan Bank Dunia dan berbagai komponen masyarakat yang menyebutkan bahwa kawasan Danau Toba mengalami pencemaran berat, akhirnya Pemerintah pusat memberi perhatian serius untuk menata kawasan danau vulkanik Danau Toba.
Hal ini terungkap ke media saat Menko Maritim dan beberapa menteri terkait mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi ke Danau Toba, (29-31/7) dikabarkan Rp 3,5 triliun akan digelontorkan untuk melakukan pengembangan daerah wisata Tanah Batak tersebut.
Terkait kondisi tercemarnya Danau Toba, ditengarai akibat adanya perusahaan KJA yang beroperasi di kawasan ini, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan kepada para wartawan menyebut tidak akan memperpancang izin perusahaan perusak lingkungan. Bahkan Luhut secara jelas menyebut nama perusahaan yang mendapat lampu merah.
"Pemerintah pusat akan mencabut semua izin perusahaan yang berada di Kawasan Danau Toba seperti Aquafarm Nusantara/Regal Springs Indonesia, Japfa, Toba Pulp Lestari (TPL), dan Alegrindo. Mereka harus angkat kaki dari kawasan Danau Toba.
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan memastikan akan mengosongkan keramba jaring apung (KJA) perusahaan yang berada di perairan Danau Toba. "Presiden sudah sampaikan. Tidak bagus untuk pariwisata, KJA kita kosongkan dari Danau Toba," ujarnya di sela-sela kegiatan mendampingi Presiden Jokowi meninjau terusan Tano Ponggol di kabupaten Samosir, Rabu (31/7/2019).
Disebutkannya, ada 3 Izin perusahaan yang tak diperpanjang lagi yakni PT Aquafarm Nusantara yang sudah berganti nama menjadi Regal Springs Indonesia, PT Japfa, dan PT Allegrindo yang bersentuhan langsung dengan danau toba. Juga perusahaan kayu PT Toba Pulp Lestari (TPL) di Porsea.
Menurut Menko Maritim Luhut Panjaitan, berdasarkan hasil kajian ahli dari Finlandia semua perusahaan itu dapat mencemari Danau Toba dan mengurangi keindahan Danau Toba. Karenanya tidak akan ada lagi keramba jaring apung di dalam Danau Toba.
"Hasil studinya ada profesor dari Finlandia. Pokoknya kita gak ada urusan sama siapa pun. Sudah 40 tahun mereka bermain di sini. Sudah cukuplah. Ini kan pariwisata. Kalau pariwisata gak bersih gimana orang mau datang," katanya.
Sementara itu, sebagaimana dikabarkan Gatra.com, Presiden RI Joko Widodo memberi sinyal untuk menutup perusahaan perusak lingkungan di Kawasan Danau Toba (KDT). Dia berjanji akan mengevaluasi keberadaan industri di KDT.
Pernyataan itu diungkapkan Jokowi saat mengunjungi Geosite Sipinsur, di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas). Mantan walikota Solo tersebut mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang meninjau kembali keberadaan sejumlah industri yang berada di KDT.
“Perbaikan produk di Danau Toba bukan hanya menyangkut pariwisatanya, tetapi lingkungannya juga harus kita urus,” terangnya saat diwawancarai, Senin (29/7).
Terkait perusahaan yang merusak lingkungan disekitar Danau Toba, Jokowi dengan tegas mengatakan akan meninjau kembali. Bahkan dia memberikan isyarat akan menutup perusahaan tersebut.
“Bisa sebagian bisa semuanya (perusahaan), lihat dulu yang sebelah mana dibutuhkan untuk wisata dan untuk rakyat. Kita lihat dulu karena untuk mendapatkan 28 destinasi pun kita membutuhkan waktu,” katanya.(*)
|
|
|
|
|