|
|
|
|
KabarIndonesia - Berikut beberapa alasan mengapa International Press Card HOKI bukan sekedar Press Card biasa: - Jumlah penulis Harian Online Kabar Indonesia (HOKI) terus bertambah, hingga sudah mencapai lebih dari 15.000 orang banyaknya; - HOKI telah mendapat penghargaan MURI sebagai media yang selengkapnya....
|
|
|

ROHANI
Warga Kristen di Tanah Batak Menunggu Sinyal Ibadah Kembali di Gereja
Oleh : Leonardo Tolstoy Simanjuntak | 01-Jun-2020, 15:02:07 WIB
|
KabarIndonesia - Tapanuli Utara, Lebih dua bulan aktivitas beribadah di dalam gereja terkendala akibat pandemi Covid-19 yang mengguncang dunia termasuk Indonesia. Itu memang sesuai anjuran atau peraturan dari pemerintah dalam protokol kesehatan. Hal itu tidak hanya berlaku bagi penganut agama Kristen tetapi juga agama lainnya yang ada di negeri ini.
Aturan eksplisit keprotokolan itu telah berlangsung lebih dua bulan termasuk di kawasan Tanah Batak yang mayoritas penganut agama Kristen. Untuk pertama kali dalam sejarah keagamaan, gereja mau pun masdjid yang ada di kawasan ini telah ditinggalkan penganutnya, meski pun untuk sementara menunggu situasi normal kembali. Jemaat Kristen misalnya harus melaksanakan ibadah minggu di rumah masing-masing atau di tempat tertentu berskala terbatas. Acara peribadatan memang tetap ada dan dibagikan kepada warga gereja sebagai panduan ibadah di rumah.
Reporter KabarIndonesia di Tapanuli Utara Leonardo Ts Simanjuntak mencatat, sejauh ini aktivitas warga beribadah secara umum tetap ada walau tidak lagi di gereja. Di sejumlah gereja memang ada juga kegiatan ibadah hanya dihadiri parhalado atau penatua gereja dalam jumlah terbatas mengikuti protokol kesehatan. Tetapi tanda-tanda kegelisahan mulai terpancar, diwarnai pertanyaan para jemaat/warga " sampai kapan keadaan seperti ini berlangsung". Setiap ibadah minggu, muatan doa selalu fokus pada belas kasihan Tuhan, kiranya wabah menakutkan ini segera berlalu.
" Saya rasa ini pertama kalinya seumur hidup saya gereja telah ditinggalkan orang akibat wabah yang membuat kehidupan tak menentu," ujar Oppu Arenjoy boru Hutabarat seorang ibu warga HKBP Hutabarat Tarutung. Warga lain yang lebih tua menyebut, saat perang dunia atau masa penjajahan dulu gereja tetap berfungsi seperti biasa. Karena pada hari minggu perang biasanya dihentikan dengan gencatan senjata. Dan warga dibolehkan beribadah di gereja. " Inilah pengalaman paling pahit di mana gereja harus ditinggalkan pada hari minggu," ujar Simanjuntak menimpali.
Namun keluhan itu bukan berarti menyalahkan siapa pun. Warga menyadari hal itu harus dituruti semata-mata demi kepentingan bersama. Meskipun di wilayah Tanah Batak efek yang ditimbulkan wabah corona belum signifikan seperti di daerah lainnya, namun bukan berarti kewaspadaan diabaikan. Perkembangan terkini yang menyebut adanya rencana pemerintah untuk menerapkan tatanan kehidupan normal baru ( new normal ) ditanggapi sebagian warga di Tapanuli Utara dengan sukacita dan harapan baru. Hal itu diapresiasi sebagai sinyal atau aba-aba bahwa aktivitas kehidupan yang sekian bulan stagnan, bakal normal kembali. "Kita juga sebagai rakyat kecil hanya bisa menunggu aba-aba dari pemerintah, kemungkinan beribadah minggu di gereja kembali seperti sediakala," kata Ompu Marturena Hutabarat saat berbincang dengan KabarIndonesia.
Informasi terbaru dari media online mengabarkan, bahwa mulai hari Minggu ( 31/5), gereja HKBP Pearaja Tarutung akan dibuka kembali untuk ibadah minggu. Namun itu disebut masih sebatas uji coba dan belum berlaku untuk gereja lainnya di Tapanuli Utara. Pemberlakuan ibadah di gereja kantor pusat HKBP itu pun dengan tetap melaksanakan panduan keprotokolan yang ditetapkan Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19.(*)
Foto : Gereja HKBP Hutabarat Parbaju Julu sebelum pandemi corona. Gereja ini juga sudah lebih dua bulan tak digunakan lagi untuk ibadah minggu. ( Foto: dok/ Leonardo)
|
|
|
|
|