|
|
|
|
KabarIndonesia - Anthony Bachtiar memang dikenal dengan rancangannya yang mengeksplorasi kain-kain tradisional Indonesia seperti batik dan tenun ikat. Bahkan ia sering sekali merancang batik sebagai gaun pesta. Ini adalah kreativitas di luar pakem, karena batik sebelumnya hanya dimanfatkan sebatas kain untuk selengkapnya....
|
|
|
PARIWISATA
Kearifan Lokal Tonggo Raja Digelar Menyongsong Festival Pasir Putih di Samosir
Oleh : Danny Melani Butarbutar | 25-Mar-2018, 11:37:53 WIB
|
KabarIndonesia - Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedi bebas, istilah 'Tonggo Raja' adalah salah satu upacara adat Batak Toba yakni pertemuan keluarga secara sepihak yang diselenggarakan oleh keluarga pihak mempelai Perempuan bersama kerabatnya (dongan sabutuha), boru/bere, pariban, aleale dan teman sekampung (dongan sahuta) untuk membicarakan persiapan acara tertentu, yang akan diselenggarakan oleh Hasuhuton (penyelenggara acara/pesta) dan pada acara ini pihak hulahula belum diikutkan sesuai dengan adat yang berlaku.
Dalam pemaknaan umum, pada tatanan adat Batak, tonggo raja adalah semacam pembentukan panitia (parhobas) sekaligus untuk membahas hal-hal apa yang perlu persiapkan/direncanakan pada acara tertentu tersebut. Tonggo raja diselenggarakan tuan rumah sebuah acara/pesta yang mengundang pihak-pihak terkait, termasuk warga lokasi tempat penyelenggaraan acara tersebut. Tonggo raja dari sisi budaya adalah salah satu kearifan lokal untuk memulai sebuah kegiatan, boleh disebut rapat koordinasi.
Biasanya acara 'tonggo raja' ditandai jamuan makan bersama dengan para undangan diiringi penyerahan "tudutudu ni sipanganon" (makanan khusus) secara adat dari tuan rumah (host acara) kepada tokoh adat masyarakat setempat (dongan sahuta), dengan penyampaian pepatah/umpasa terkandung maksud dan tujuan acara pesta yang akan digelar.
Demikianlah halnya Dinas Pariwisata Samosir dipimpin Kadisnya Ombang Siboro, menggelar acara adat "tonggo raja" dalam rangka mendukung dan mempersiapkan penyelenggaraan Festival Pasir Putih (White Sand Festival) yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 31 Maret 2018 mendatang di kawasan Pantai Indah Situngkir, kecamatan Pangururan Samosir.
Acara tonggo raja digelar dengan mengundang tokoh masyarakat dan raja adat "bolahan amak" (lokasi festival) dari lima desa di kawasan pasir putih Parbaba dan pantai Indah Situngkir, kecamatan Pangururan, Selasa (20/3).
Dikabarkan, saat acara tonggo raja ini, raja adat dan tokoh masyarakat setempat sangat menyambut baik atas terlaksananya acara tersebut. “Kami mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Samosir dan kami siap untuk mendukung pelaksanaan festival tersebut. Dan berjanji akan mengerahkan dan mengajak masyarakat untuk ikut dalam kegiatan kirab budaya festival itu,” sebut juru bicara tokoh adat.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Samosir, Ombang Siboro menyampaikan bahwa festival pasir putih adalah salah satu even dari rangksian Horas Samosir Fiesta 2018. "Salah satu tujuan diselenggarakannya even festival pasir putih, dalam rangka menjadikan objek wisata itu semakin mendunia, serta akan dikunjungi oleh para wisatawan dari berbagai belahan dunia," sebutnya.
Ditambahkannya, dengan menggelar berbagai even, pada akhirnya juga akan mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan ke Samosir Negeri Indah Kepingan Surga dengan potensi budaya dan tradisi yang dimiliki. "Kita berharap agar seluruh masyarakat kawasan pasir putih dapat menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan yang hadir. Juga turut serta secara aktif dalam memeriahkan event budaya pasir putih itu,” pungkasnya.
Digelarnya acara "tonggo raja" ini, para netizen di medsos mengapresiasi kegiatan ini sebagai upaya meminta dukungan dan partisipasi warga adat masyarakat setempat setempat. "Tonggo raja adalah adat budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan, ini bermakna luas bahwa sebuah acara dengan partisipasi masyarakat niscaya sukses" sebut netizen Melani Butarbutar, seorang pengamat kepariwisataan.
"Kedepannya, acara tonggo raja tidak hanya untuk satu even, akan sangat baik jika setiap even didahului tonggo raja, karena tonggo raja itu sendiri adalah sebuah even budaya dengan ritual adat di dalamnya, menjadi objek atau sasaran wisatawan," pungkas Butarbutar. (*)
|
|
|
|
|